AKU
BERPIKIR MAKA AKU ADA
Oleh : Irma Afrilianda
Sebuah
ungkapan yang kita kenal dari seorang Descrates “Aku berpikir maka aku ada”
terdengar sangat sederhana namun sulit untuk kita pahami. Namun sebenarnya
ungkapan ini mengandung makna yang sangat dalam. Manusia pada dasarnya adalah
makhluk yang berbeda dari makhluk lainnya. Manusia diberi akal untuk berpikir,
sedangkan makhluk lainnya tidak. Maka berpikir itu adalah sebuah identitas yang
melekat pada manusia. Dengan kita berpikir maka sesuatu yang tidak ada bisa
menjadi ada.
Menurut
saya yang di maksud Rene Decrates pada ungkapan diatas adalah bahwa segala
sesuatu yang ada itu tercipta dari hasil berpikir. Pada zaman dahulu mungkin
semuanya tidak secanggih seperti zaman sekarang. Namun karena manusia itu
sendiri berpikir maka terciptalah sesuatu yang tidak ada menjadi ada.
Perkembangan zaman ini lah akibat dari sebuah proses berpikir. Dulu tidak ada
mobil, namun manusia berpikir bagaimana cara untuk menempuh jarak jauh dalam
waktu singkat maka adanya sebuah mobil. Dulu juga tidak ada handphone, sekarang
hampir semua orang menggunakan handphone bahkan handphone sudah menjadi suatu
benda yang wajib dimiliki. Begitu juga pada alat – alat modern lainnya yang
sekarang selalu kita gunakan sehari – hari. Semua itu ada dari hasil berpikir
manusia akan memenuhi kemudahan dalam mencapai sebuah kebutuhannya. Dulu tidak
ada dan sekarang menjadi ada. Itulah mengapa ungkapan “Aku berpikir maka aku
ada” yang dimaksud dari seorang Descrates.
Jika
kita mencoba mendalami maksud dari ungkapan diatas, dalam hal ini Descrates
ingin memberikan semangat atau dorongan kepada setiap manusia agar selalu
berpikir karena berpikir memungkinkan kita untuk memperoleh pengetahuan –
pengetahuan yang lebih baru.
Menurut
Rene Descartes bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa
seseorang bisa berpikir, yang artinya “Aku berpikir maka aku ada.” Maksud dari
pernyataan seperti itu adalah membuktikan bahwa satu – satunya hal yang pasti
di dunia ini adalah keberadaan seseorang itu sendiri. Keberadaan itu bisa
ditunjukkan dengan fakta bahwa ia bisa berpikir sendiri. Descrates ingin
mencari kebenaran dengan pertama – tama meragukan semua hal. Dia meragukan
keberadaan benda – benda di sekelilingnya, bahkan keberadaan dirinya sendiri.
Namun
Descrates berpikir bahwa dengan cara meragukan semua hal termasuk dirinya
sendiri, dia telah membersihkan dirinya dari segala prasangka yang mungkin
menuntunnya ke jalan yang salah. Dia takut bahwa mungkin saja berpikir
sebenarnya tidak membawanya menuju kebenaran. Mungkin juga bahwa pikiran
manusia pada hakikatnya tidak membawa manusia pada kebenaran tapi justru
sebaliknya membawa manusia pada kesalahan yang artinya ada semacam kekuatan
tertentu yang lebih besar dari dirinya yang mengontrol pikirannya dan selalu
mengarahkan pikirannya ke jalan yang salah.
Descrates
tiba – tiba sadar bahwa bagaimanapun pikiran mengarahkan dirinya kepada
kesalahan namun tetap berpikir. Inilah satu – satunya yang jelas, inilah satu –
satunya yang tidak mungkin salah. Maksudnya tidak mungkin kekuatan tadi membuat
kalimat “ketika berpikir, sayalah yang berpikir” salah. Dengan demikian,
Descrates sampai pada kesimpulan bahwa ketika dia berpikir maka dia ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar