Arthur Schopenhauer
Oleh : Irma Afrilianda
Arthur
Schopenhauer lahir di Danzig pada Tahun 1788 dari keturunan orang kaya Jerman
dan keluarga Bangsawan. Tahun 1793, keluarganya pindah ke Humburg ketika
kerajaan Prussia menguasai Kota Danzig. Tahun 1805, Ayahnya bunuh diri dan
Ibunya pindah ke Weimar untuk melanjutkan karirnya sebagai penulis. Setahun
kemudian Arthur Schopenhauer meninggalkan bisnis keluarganya di Humburg, untuk
tinggal bersama Ibunya di Weimar.
Pada
Tahun 1809, Schopenhauer menjadi seorang Mahasiswa di Universitas Gottingen
untuk mempelajari Metafisika dan Psikologi. Lalu Tahun 1811 sampai 1812
Schopenhauer mengikuti kuliah Dai Johann Gottlieb Fiechte, seorang Filsuf Post
Kant terkemuka dan dari seorang Teolog Friedrich Schleimachher. Tahun 1813,
Shopenhauer tinggal di Berlin dan Tahun 1833 saat Shopenhauer berusia 27 Tahun
dia menetap di Frankfrut.
Pemikiran
yang paling menonjol dari seorang Schopenhauer adalah Senilia. Judul ini
diterbitkan sebagai penghargaan kepadanya. Pemikiran Schopenhauer banyak
dipengaruhi oleh pandangan Budha dan Kant.
Imanuel
Kant menyatakan bahwa pengetahuan manusia terbatas pada bidang penampakan atau
fenomena sehingga benda pada dirinya sendiri tidak pernah bisa diketahui
manusia. Misalnya apa yang diketahui manusia tentang pohon bukanlah pohon itu
sendiri, melainkan gagasan orang tentang pohon. Lalu Schopenhauer mengembangkan
pemikiran Kant tersebut dengan menyatakan bahwa benda pada dirinya sendiri itu
bisa diketahui, yakni “Kehendak”
Tahun
1833 Schopenhauer hidup sebagai bujang kaya hasil dari warisan orang tuanya.
Dia menulis buku pertamanya “On the
Fourfold Root of the Principle of Sufficient Reason”. Schopenhauer banyak
menerbitkan tulisan , namun tidak laku dijual sehingga dia sendirilah yang
membeli buku karya tulisannya untuk disimpan.
Beberapa
tahun sebelum meninggal barulah Schopenhauer mulai terkenal. Buku yang
disimpannya itu diedarkannya. Schopenhauer selalu hidup sendiri, rencana
pernikahannya selalu gagal. Dia merasa hidup dengan banyak orang memuakkan dan membuang waktu baginya. Dia mengejek kaum
wanita sebagai “para karikatur”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar